SEBATIK – Tujuh perbatasan negara terunik di dunia versi “On The Spot”, yakni Perbatasan Baarle Nassau dan Baarle Hertog (Belanda dan Belgia), Pulau Sebatik (Indonesia dan Malaysia), Derbi Line dan Vermont (Amerika dan Kanada), Kota Coita (Spanyol dan Maroko), Distrik Cooch-Behar (India dan Bangladesh), Sungai Tumen (Korea Utara, Cina, dan Rusia), dan Gunung Everst (Cina dan Tibet).
Pulau Sebatik berada diurutan kedua dari tujuh perbatasan negara terunik di dunia. Wilayah Pulau Sebatik terbagi menjadi dua bagian, yakni bagian selatan milik Republik Indonesia dan bagian utara milik Kerajaan Malaysia. Luas wilayah Sebatik Indonesia ± 247,47 KM2, sedangkan luas wilayah Sebatik Malaysia ± 187,23 KM2. Wilayah Pulau Sebatik berbatasan langsung dengan negara Malaysia baik darat, laut, maupun udara.
Beberapa rumah warga di perbatasan Pulau Sebatik terbelah menjadi dua negara, yakni ruang tamu masuk wilayah negara Indonesia, sedangkan dapurnya masuk wilayah negara Malaysia. Rumah panggung suku Bugis ini sudah berdiri sejak puluhan tahun, rumah ini terletak persis berada digaris patok perbatasan negara Indonesia-Malaysia, yakni patok 3 di Desa Aji Kuning, Kecamatan Sebatik Tengah, Pulau Sebatik, Provinsi Kalimantan Utara.
Jumlah penduduk Pulau Sebatik 47.709 Jiwa. Sebagian masyarakatnya mencari nafkah di Kota Tawau (Negara Bagian Sabah, Malaysia). Masyarakat perbatasan ini bekerja pada sektor perdagangan, yakni keluar negeri (Kota Tawau Malaysia) dipagi hari dan kembali ke tanah air (Sebatik Indonesia) disore hari.
Di pulau tapal batas ini (Pulau Sebatik) ada dua mata uang yang berlaku di masyarakat, yakni Ringgit Malaysia dan Rupiah Indonesia. Kebutuhan masyarakat perbatasan Pulau Sebatik mayoritas disuplai dari luar negeri, yakni dari Kota Tawau Malaysia.
Loga bicara warga perbatasan Pulau Sebatik adalah percampuran antara dialek Melayu dengan Bugis. Tidak heran jika mayoritas penduduk Pulau Sebatik dan Kota Tawau Malaysia adalah suku Bugis.
Unik tuh rumahnya.