PULAUKU PERBATASAN, PRESTASIKU TAK TERBATAS

  • Whatsapp
FOTO : MASLAN

Sesuai dengan apa yang telah saya rasakan selama belajar di Pulau Sebatik saya ingin berbagi tentang kondisi pendidikan di Pulau Sebatik yang merupakan salah satu daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal) di Indonesia. Sebatik merupakan salah satu pulau yang terdiri dari dua negara, pada bagian selatan pulau Sebatik merupakan milik Republik Indonesia dan bagian utara milik Kerajaan Malaysia. Walaupun pendidikan di Pulau Sebatik minim dengan sarana dan prasarana namun “generasi tapal batas Sebatik” sangat antusias untuk tetap mengikuti pendidikan. Ada banyak sekali anak sekolah  yang harus menempuh perjalanan sekitar 5-10 kilometer dengan berjalan kaki agar dapat sampai di sekolah tepat waktu.

Para “generasi tapal batas Sebatik” harus bangun lebih awal dan harus berangkat pada pukul 5 subuh dan bahkan ada banyak siswa yang bertempat tinggal di negara Malaysia yang merupakan siswa aktif yang bersekolah di negara Republik Indonesia. Dengan kondisi sekolah sarana dan prasarana masih sangat minum sehingga terdapat tiga sekolah dalam satu atap, kondisi seperti ini membuat siswa SMA harus memulai pembelajaran dengan bergantian ruangan dengan siswa SD dan siswa SMP untuk dapat belajar seperti siswa lainnya.
Kurangnya sarana membuat siswa tidak bisa berkarya seperti siswa lainnya karena siswa hanya dapat mengunakan ruangan kelas tetapi tidak bisa berkereasi di ruangan tersebut mengingat ruangan tersebut milik Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Namun dengan semangat yang sangat tinggi beberapa siswa yang berada di Pulau Sebatik dapat berprestasi dari tingkat kabupaten sampai dengan tingkat internasional. Salah satu contohnya adalah saudara kembar Momon dan Memen telah memenagkan juara O2SN tingkat internasional dan masih banyak siswa lainnya yang berprestasi. 
Banyak dari “generasi tapal batas Sebatik” memiliki mimpi yang sangat besar untuk memajukan Sebatik walaupun dengan keterbatasan sarana dan prasarana dalam proses pembelajaran. Dengan mimpi besar inilah “generasi tapal batas Sebatik” akan membuktikan bahwa walaupun daerah perbatasan tapi prestasi saya tak terbatas. Karena saya merupakan generasi tapal batas Sebatik.
PENULIS : MASLAN (MAHASISWA SEBATIK DI YOGYAKARTA)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *