DARI PERBATASAN SEBATIK UNTUK ROHINGYA

  • Whatsapp
Gambar : Peserta aksi kemanusia untuk Rohingya

SEBATIK – Rohingya merupakan warga muslim yang bermukim Negara Bagian Rakhine, negara Myanmar. Beberapa tahun ini, kejadian pembantaian massal terhadap kaum Muslim Rohingya yang dilakukan oleh pemerintah berkuasa Myanmar terus terjadi, bahkan kini isu tersebut kembali mencuat.

Pemerintah Myanmar dituduh telah melakukan genosida dengan melibatkan aparat keamanan Myanmar dan oknum pemuka agama Budha. Mereka terlibat dalam pembakaran desa-desa di Rakhine dan juga telah melakukan kampaye secara terencana untuk mengusir warga muslim Rohingya dari negara Myanmar.

Derita hidup yang dialami Muslim Rohingya dari hari ke hari semakin memprihatikan, seperti pembakaran rumah, mengusiran, dan pemerkosaan. Bahkan pembunuhan pun sering terjadi.

Ironinya, pemerintah Myanmar menyebut warga Rohingya sebagai “imigran gelap”, sehingga aktivitas Muslim Rohingya terbatas. Bahkan Muslim Rohingya tak dapat menikmati akses pendidikan, akses kesehatan, dan dipersulit dalam lapangan pekerjaan.

Dikutif dari bbcindonesia.com, sekitar 389.000 penduduk Muslim Rohingya yang telah bermukim di Myanmar dari generasi ke generasi pergi meninggalkan daerah ini, dan Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengkonfirmasi lebih lanjut bahwa kurang dari 600.000 pengungsi Muslim Rohingya berada di Negara Bangladesh dengan tersebar di 5 wilayah.

Kasus genosida ini menjadi perhatian dunia internasional, sehingga banyak negara atau pihak-pihak yang simpati. Banyak negara yang melakukan aksi solidaritas mengecam kejahatan ini seperti Indonesia, Malaysia, Turki, dan Qatar. Selain aksi, dunia internasional juga memberikan bantuan seperti lembaga kemanusia Indonesia Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengirim bantuan 2.000 ton beras, bantuan paket makanan, dan lain-lain. Sedangkan lembaga kemanusia Indonesia Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) juga memberikan bantuan pangan, membangun sekolah, dan lain-lain.

Selain itu, kasus genosida juga menjadi perhatian masyarakat perbatasan Pulau Sebatik, yaitu pulau perbatasan yang wilayahnya terbagi menjadi dua bagian antara Indonesia dan Malaysia di Provinsi Kalimantan Utara.

Sebagai manusia yang mempunyai rasa kemanusian, masyarakat perbatasan ini membentuk aliansi yang diberi nama “Aliansi Sebatik Peduli Rohingya”. Aliasi ini terdiri dari Gelora Perbatasan, Forum Bela Negara (FBN) regional Sebatik, Komunitas Yahamaha Vison Club Indonesia (YVCI) chapter Sebatik, Forum Anak Sebatik (FAS), Komunitas Pecinta Seni Sebatik (KPSS), Komunitas Goweser, MSCC, Tokoh Masyarakat, Aktivis Mahasiswa, dan Pelajar. Aliasi ini terdiri dari Gelora Perbatasan, Forum Bela Negara (FBN) regional Sebatik, Komunitas Yahamaha Vision Club Indonesia (YVCI) chapter Sebatik, Forum Anak Sebatik (FAS), Komunitas Pecinta Seni Sebatik (KPSS), Komunitas Goweser, MSCC, Tokoh Masyarakat, Aktivis Mahasiswa, dan Pelajar.

Puluhan orang yang tergabung dalam Aliansi Sebatik Peduli Rohingya melakukan aksi penggalangan dana dan dilaksanakan di jalan simpang empat, Desa Sungai Nyamuk, Sebatik. Rabu pada pukul 16.00 sampai dengan 18.00 Wita (6/9).

Koordinator Aliansi Sebatik Peduli Rohingya, Muhammad Basri mengatakan tujuan aksi ini untuk memberikan dukungan moral terhadap Muslim Rohingya dan mengecam tindakan brutal pemerintah Myanmar yang tak berperi kemanusian.

“Tujuan aksi ini tentu sebagai bentuk solidaritas kepada saudara kita yang terbantai di Myanmar. Kita menyampaikan kepada masyarakat Sebatik, bahwa saat ini memang benar adanya kejahatan kemanusiaan terhadap etnis Muslim Rohingya yang terjadi di Myanmar”, Ujarnya. Rabu (6/9).

Basri, nama akrab panggilan pemuda Sebatik ini, mengungkapkan bahwa aksi ini diakhiri dengan orasi dan pernyataan sikap. Ada 5 butir penyataan sikap antara lain :

(1) Mendesak Pemerintah Myanmar agar menghentikan kedzaliman kepada Muslim Rohingya,
(2) Memberikan akses yang bebas dan tanpa batas bagi badan bantuan kemanusian internasional dan regional untuk memberikan bantuan dan dukungan terhadap para korban kekerasan dan pengunsi Rohingya,
(3) Memberikan komisi pencari fakta dengan Badan-Badan Nasional dan Internasional dibawah pengawasan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) untuk menyelidiki tindakan kriminal terhadap etnis Muslim Rohingya,
(4) Meminta masyarakat Indonesia untuk memberikan bantuan baik berupa makanan, obat, pakaian, dan penampungan untuk Muslim Rohingya,
dan (5) Menyerukan kepada seluruh komponen masyarakat diberbagai kota/daerah seluruh Indonesia untuk melakukan aksi solidaritas dan doa untuk keselamatan kaum muslim Rohingya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *